Kamis, 20 Maret 2014

PART 3

Bromo, 17-18 Januari 2014

Kali ini aku akan bercerita tentang perjalanan kami ke Gunung Bromo. Well, kali ini bakal lebih banyak foto dibandingkan dengan ceritanya. Soalnya untuk menggambarkan tentang suatu trip, bakal lebih seru kalau ada gambarnya langsung dan gak perlu penjelesan panjang lebar.
*padahal modus mau narsis. hahaha :D
Okay, Here we go ....

1. PANANJAKAN

Eits, ini bukan malam hari ya. Ini pagi hari dan kami lagi nungguin mataharinya nongol. Tempat kami menunggu sun rise ini disebut "Pananjakan"


Tuh, aku gak bohong kan. Emang rameee banget yang datang ke Pananjakan. Padahal waktu masih menunjukukkan pukul... lupaa. haha. pokoknya masih pagi banget deh. Dan dinginnya, Fantastis !!!


Hari udah mulai terang, tapi matahari yang ditunggu belum nongol juga. *masih sabar menunggu :)


Foto dulu dong bareng gadis kece lainnya. Matahari yang ditunggu udah nongol. Tapi sayang, gadapat ambil gambarnya. hehe.


Berasa ada di atas awaaaaan. hahaha :D


Walaupun dingin, tapi foto tetap lanjuuut :D


Ini dia rombongan Marvelous. haha. Walau belum lengkap, yang penting foto aja deeh. haha :D


Udah mau pulang. Tapi tetep harus foto dulu. hahaha.
Ini foto di depan gerbang masuk Pananjakan.


Berasa di Luar Negeri deh. Foto ini lumayan banyak kontroversinya. hahaha.
Banyak yang meragukan dimana keberadaan aku saat itu. Padahal ini cuma salah satu foto di tengah perjalanan pulang dari Pananjakan :)


2. KAWAH BROMO
Ini dia pria-pria Marvelous yang lagi pose buat cover boyband baru. hahahaa.
Bukan-bukan. Ini mereka lagi pose setibanya kami di kawah Gunung Bromo :)


Yang cewe juga gak mau kalah dong.
Pose-pose-pose-pose :p



Perjalanan menuju kawah Gunung Bromo pun dimulai ......


Opss. Ada yang menggoda.
Bapak-bapak ini terus saja mengikuti kami dan membujuk untuk menaiki kuda mereka.


Well, karena dari dulu aku pingin banget naik kuda, finally i got it. hahaha :D
Satu kali naik, kita perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000,-


Ini tangga yang harus didaki untuk bisa sampai ke kawah Gunung Bromo.
Ayoooo di dakii sampai ataaaass...
*usap keringat..


Ini dia yang kami daki tadi.. 
Kereeen banget yaaaaa :D


Ini dia kawahnya.
Eits, jangan lupa di pasang maskernya.
Bau belerang ni...


Pose favorit para K-Lovers. hahahaha :D
harap maklum yaaaaa...
saranghae :)


Gak sengaja ketemu kakak cakep dan tinggiiiii semampai dari Prancis.
Buat kenang-kenangan, foto bareng duluuuuu :)


3. BUKIT TELETUBBIES

Perjalanan menuju Bukit Teletubbies. Well, itu yang lagi naik kuda, Topdog kami. haha
*Topdog : Ketua kelas. 


We are Marvelous :D


Nah, itu dia beberapa foto-foto perjalanan aku. Sebenarnya setelah dari Bukit Teletubbies, kami juga melewati Pasir Berbisik. Tapi kami memutuskan untuk tidak singgah. Soalnya, Pasirnya beneran berbisik, sampai bisa masuk ke telinga. hahaha. *kidding.

Bukaan. bukan itu alasannya. Pasirnya banyaaaak banget. Anginnya juga kuat. Wajah kita aja kalau di sapukan dengan selembar tissu bisa kelihatan seberapa banyak pasir yang nempel. Padahal kami cuma lewat. Gimana kalau mampir ?

Well, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sebenarnya kami mau ke Malang, tapi sayang ada insiden yang tidak diinginkan terjadi. Handphone salah satu teman kami hilang. Sepertinya terjatuh saat kami mampir di Bukit Teletubbies tadi. Karenanya, kami pun memutuskan untuk langsung kembali ke Pare dan membatalkan rencana ke Malang.

Bersambung ...

















Senin, 03 Maret 2014

Darwis Tere-Liye

Tere-liye adalah seorang penulis novel berbahasa indonesia. Lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel. Sedikit mengulas profil sang penulis, lelaki bernama Darwis (mungkin itu nama aslinya), yang beristrikan Riski Amelia, adalah seorang ayah dari Abdullah Pasai. Lahir dan besar di pedalaman sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. 

Foto Tere-Liye beserta keluarga


Riwayat pendidikannya: 
-SDN 2 Kikim Timur Sumsel 
-SMPN 2 Kikim Timur Sumsel 
-SMUN 9 Bandar Lampung
-Fakultas Ekonomi UI 

Karya-karyanya: 
Ø  Pukat (Penerbit Republika, 2010)
Ø  Burlian (Penerbit Republika, 2009)
Ø  Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005)
Ø  Moga Bunda Disayang Alloh (Penerbit Republika, 2005)
Ø  The Gogons Series : James & Incridible Incodents (Gramedia Pustaka Umum, 2006)
Ø  Bidadari – Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)
Ø  Sang Penandai (Penerbit Serambi, 2007)
Ø  Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009)
Ø  Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint, 2005)
Ø  Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur (Penerbit AddPrint, 2006)
Ø  Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008)
Ø  Eliana, Serial Anak-Anak Mamak 

Beberapa koleksi buku karya Tere-Liye

Bagi rekan-rekan yang ingin bersilaturahim dengan Tere-Liye, silahkan langsung kirim e-mail ke darwisdarwis@yahoo.com atau ke maibelapoh@yahoo.com dan www.darwisdarwis.multiply.com. Dan kunjungi juga fb nya di https://m.facebook.com/darwistereliye

Tere-liye ingin menyebarkan pemahaman bahwa HIDUP INI SEDERHANA melalui tulisannya. Berikut sedikit kutipan dari pojok "biografi" salah satu novelnya, yang sangat berkesan di hati saya (selaku pembaca) :  Bekerja keras, namun selalu merasa cukup, mencintai berbuat baik dan berbagi, senantiasa bersyukur dan berterima-kasih maka tereliye percaya, sejatinya kita sudah menggenggam kebahagiaan hidup ini. Sederhana memang, tapi sungguh pada pelaksanaannya tidaklah sesederhana itu. Semoga kita bisa memaknai sebaris kalimat itu, sehingga kita dapat merasakan kebahagiaan itu. Amin :)

copyright : 
http://epssipa.blogspot.com/p/blog-page.html

http://tanya-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-tere-liye.html


Dua jam bersama bang Tere-Liye

            Panasnya kota Padang tidak seperti biasanya. Walau begitu aku dan temanku sebut saja ‘I’ tetap semangat mengikuti Seminar Nasional yang menghadirkan seorang penulis yang dikenal dengan nama penanya Darwis Tere-Liye.
            Tak mau mendapat tempat duduk di belakang, kami pun mengantisipasinya dengan datang lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Seperti yang kami perkirakan, tempat duduk di depan saat itu masih banyak yang kosong. Bergegas kami mengambil tempat duduk di depan. Maklum, aku merupakan salah satu fans nya bang Tere-Liye, begitu sapaan akrabnya. Jadi, dengan duduk di depan, aku bisa melihat bang Tere-Liye dengan lebih leluasa. Hahaha (modus).
            Tak lama kami menunggu, acara yang di helat oleh Genta Andalas itu pun dimulai. Auditorium yang awalnya ribut dengan percakapan masing-masing peserta, mulai menjadi tenang karena disuguhkannya Tari Pasambahan. Seusai acara pembukaan oleh pihak panitia, akhirnya tokoh yang kutunggu-tunggu akhirnya muncul juga. ‘Shock’. Itu hal pertama yang aku rasakan saat pertama kali melihat bang Tere-Liye. Dan selanjutnya ‘Waw’, itu yang terlintas di fikiranku.

Bang Tere-Liye maju ke depan dengan santainya menggunakan kaos oblong dongker dan celana jeans biru muda, komplit dengan sendal jepitnya. “Santai sekali gaya bang Tere”, fikirku saat itu. Tak seperti pembicara-pembicara untuk Seminar Nasional lainnya, bang Tere-Liye lebih memilih untuk bergaya santai, bahkan sangat santai malah untuk menyampaikan materinya kali ini. Dan setelah di telaah, ternyata memang begitulah gaya bang Tere-Liye bila mendapat undangan untuk memberikan materi, kecuali bila pada undangan tersebut dikatakan untuk menggunakan pakaian yang rapi dan menggunakan sepatu. Hahahaa.. melihat gaya bang Tere-Liye yang begitu, tiba-tiba aku teringat seorang wirausahawan yang selalu mengenakan celana pendek. Siapa lagi kalau bukan om Bob. Beliau juga memiliki gaya khasnya tersendiri untuk tampil di depan publik. 

Gambar bang Tere-Liye saat memberikan materi

            Banyak hal yang aku dapatkan dari perbincangan 1 arah, yang kadang menjadi perbincangan 2 arah selama lebih kurang 2 jam bersama bang Tere-Liye. Bang Tere-Liye menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan bila kita ingin menulis ataupun menjadi penulis yang baik. Diantaranya :

§  - Ide tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.
Tak lama setelah bang Tere-Liye mengungkapkan hal di atas, langsung saja beliau menantang kami untuk menuliskan satu paragraf yang didalamnya harus ada kata “hitam”. Mendengar itu bergegas aku menuliskan apa yang di petuahkan oleh bang Tere-Liye. Kuacungkan tanganku ketika bang Tere bertanya siapa yang sudah selesai dengan tulisannya. Beruntung tulisanku sempat dibacakan oleh bang Tere. Begini yang kutulis:
Oke. Kali ini kami diberi tantangan oleh om tere liye untuk menulis satu paragraf yang di dalamnya harus ada kata hitam. Dan baru saja aku menuliskan kata hitam itu sendiri. Hahaha”.
Senang bang Tere-Liye juga ikut tertawa saat membaca tulisanku, tapi sayang bukan tulisan ini yang dicarinya. Jadi di sini bang Tere-Liye mengatakan pada kami untuk dapat melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari yang lainnya. Kalau bahasa gaulnya sekarang, jangan yang mainstream. Hahaha. Walau suatu keadaan yang kita lihat itu sama, tapi jika kita melihatnya dari sudut pandang yang spesial, maka tulisan yang tercipta pun akan menjadi spesial.

§ -  Penulis membutuhkan amunisi.
Amunisi di sini bisa didapat dari membaca, menonton, mengamati, mencatat, dan lain sebagainya. Bang tere bilang, jika ingin menulis, mulailah memperhatikan apa yan ada disekitarmu.

§  - Ala-ala terbiasa.
Terkadang kita kesulitan untuk mulai menulis, padahal kita sudah ada niat untuk menulis. Malah kadang kali kita sudah menuliskan apa yang ingin kita tulis, namun kita tidak tau bagaimana akhir tulisan kita. Atau barangkali ada juga yang sudah menulis, namun pusing dengan gaya bahasa yang digunakan.
Kata bang Tere, kalau mau menulis gak usah mikirin hal yang di atas. Yang penting itu, seberapa efektif kalimat yang kamu tulis. Efektif di sini memiliki arti penulis mengerti dengan apa yang ditulisnya dan pembaca juga mengerti dengan apa yang ditulis oleh penulis. Kalau kayak di Amerika, itu biasanya dikenal dengan slang nya. Hahaha. “I know u know, u know I know”.

§  - Temukan motivasi terbaik untuk menulis.
Nah, ini juga penting banget. Biasanya kalau kita awal-awal nulis, terus nge post tulisan, bakalan banyak banget fikiran yang berkelabat di kepala. Baik itu tentang komentar orang yang membaca tulisan kita, kritikan dan sebagainya dan sebagainya. kata bang Tere-Liye, motivasi kita untuk menulislah yang mampu menepis semua fikiran-fikiran yang berkelabat tadi dan membuat kita tetap konsisten untuk menulis.
Nah, itu tadi hal-hal yang aku dapat dari 2 jam bersama bang Tere-Liye. Senang bisa ketemu langsung dengan bang Tere-Liye. Dan makasih juga buat bang Tere-Liye yang sudah memberikan coretan tangannya di salah satu koleksi bukuku. Hehehe. Kapan-kapan main ke sini lagi ya bang ^^.
sedikit coretan tangan dari bang Tere-Liye

Buat yang belum kenal bang Tere-Liye atau yang ingin kenal dengan bang Tere-Liye, ini aku kasih profil singkat dari bang Tere-LiyeEnjoy


Minggu, 02 Maret 2014

PART 2

Kediri-Pare, 11 Januari 2014.
            Dengan tergopoh temanku P membantuku membawakan koper besarku keluar dari kereta api yang kami tumpangi. Akhirnya kami tiba juga di Kediri. Dari stasiun kami bertemu dengan salah satu teman SMK ku dulu, panggil saja ‘B’. B menjemput kami di stasiun dan mengantarkan kami hingga ke office tempat kami akan belajar.
            Aku dan P mengambil kursus di Marvelous U.S.A selama 1 bulan. Selain kursus, kami juga masuk ke camp yang memang telah disediakan oleh Marvelous. Beruntung aku masuk ke dalam camp 6. Jarak camp 6 dan office tidaklah begitu jauh. Temanku P tinggal di camp 13, yang mana camp ini juga menjadi kelas untuk belajar 1 bulan ke depan.
            Setelah kami menaruh barang-barang kami di camp, hal pertama yang kami cari di sana adalah sepeda. Salah satu alat transportasi yang paling diminati di sini adalah sepeda. Aku memilih sepeda bewarna biru, sesuai dengan warna kesukaanku. Tentu saja aku juga mengambil sepeda yang ada keranjang di depannya yang nantinya dapat berguna untuk menaruh barang-barangku.

Foto pertama setelah mendapatkan sepeda

            Puas memilih sepeda yang akan digunakan 1 bulan ke depan, aku pun kembali ke camp untuk mandi dan beristirahat. Di camp 6, aku mendapat kamar nomor 3. Aku merupakan member pertama yang tiba di kamar tersebut. Tak lama setelah aku tiba, seorang gadis cantik dari Makassar pun masuk untuk bergabung bersamaku di kamar tersebut. Sebut saja dia dengan ‘R’. Tak lama bagi kami untuk bisa akrab. Aku dan R pun ternyata menjadi teman sekelas setelah aku dan R melobi pihak office agar kami di satukan dalam satu kelas yang sama. Hahaha..

Hari pertama-Minggu pertama
            Pagi sekali aku sudah bangun dan bersiap untuk menghadiri pertemuan pertamaku di Marvelous. Selalunya setiap pertemuan pertama dihabiskan bersama dengan Mr. Tant, pemiliki tempat kursus Marvelous ini. Di pertemuan pertama ini, Mr. Tant menjelaskan sekilas mengenai Marvelous dan bagaimana Marvelous itu sendiri. Beliau juga berpesan kepada kami untuk dapat menjaga kesehatan selama berada di sini. Dengan semangat menggebu, aku mendengarkan semua petuah dari Mr. Tant. Hingga akhirnya setelah Mr. Tant selesai menjelaskan segala hal yang harus dijelaskan, kami pun akhirnya dibagi menjadi 3 kelas. Aku masuk ke Marvelous pada periode 10 Januari 2014. Beruntung, aku sekelas dengan R dan P. Kami masuk di kelas B yang bertempatan di camp 13, tempat temanku P tinggal.
            Kelas pertama hingga kelas terakhir penuh dengan introduction. Melelahkan memang, dan kadang membosankan, karena hanya itu-itu saja yang diulang. Namun, untungnya pada kelas malam suasana mulai berubah menjadi lebih menarik. Karena tidak ada lagi introduction. Hahaha. Satu hal yang aku salutkan disini yakni kebanyakan tutor yang mengajari kami ternyata lebih muda dari kami. Salut. Satu kata yang terlintas di benakku. Ada rasa terpacu dalam diriku untuk bisa belajar lebih banyak lagi disini. Karena aku berfikir kalau mereka bisa, kenapa aku tidak ? aku pasti bisa juga. Hahaha.
            Banyak teman baru yang kutemui di kelas ini. Mereka berasal dari berbagi kota di Indonesia. Kebanyakan dari mereka merupakan sarjana yang baru saja tamat. Namun ada juga beberapa yang baru tamat SMA dan langsung ke sini untuk belajar Bahasa Inggris. Dalam satu hari ada 6 kelas yang harus aku ikuti. Dimulai dari pukul 05.30 pagi ada kelas expression, lanjut ke pukul 07.00-08.30 ada kelas vocab. Setelah itu istirahat. Tepat pukul 10.00 ada kelas pronunciation hingga pukul 11.30. Istirahat kembali hingga kelas selanjutnya pada pukul 14.00-15.30 untuk kelas ice breaking speaking. Kelas akan dilanjutkan lagi pada pukul 18.30-20.00 untuk kelas grammar dan kemudian kelas yang terakhir dari pukul 20.00-21.00 untuk kelas speaking for fun.
            Untuk kali pertama aku mendapati jadwal seperti ini. Agak kaget memang, karena kelas paginya di mulai begitu pagi. Hahaha. Untuk bisa masuk kelas pagi ini, aku harus bangun pagi lebih awal, sebab di campku hanya ada 2 kamar mandi dengan jumlah member yang ada sekitar 17 orang.
            1 hari aku belajar di kelas B, temanku P berkata bahwa ia ingin jump ke stage 2. Dia juga mengajakku untuk ikut jump. Namun pada saat itu, aku belum yakin untuk jump. Setelah 2 hari aku belajar dan juga dengan adanya dorongan dari teman-teman di camp ku, maka aku pun akhirnya memutuskan untuk jump ke stage 2. Aku berfikir untuk jump, karena aku disini hanya 1 bulan. Sedangkan teman-teman yang ada di kelas B kebanyakan masih akan melanjutkan studinya disini hingga beberapa bulan ke depan. Akhirnya aku pun menghadap Mr. Tant dan beliau menginterview aku untuk memutuskan apakah aku layak untuk jump ke stage 2 atau tidak. Tak lama waktu yang diperlukan, Mr. Tant pun setuju jika aku ingin jump, namun beliau berkata bahwa aku harus tetap mengambil kelas pronunciation di stage 1 karena hal tersebut merupakan basicnya.
            Hari ketiga aku pun bergabung dengan teman-teman baru di kelas stage 2. Sehingga total kelas yang harus aku hadiri berubah menjadi 7 kelas per harinya. Tidak hanya itu, sebelum aku pindah ke stage 2 aku sudah mendaftar ke tempat kursus lainnya yakni Mr. Bob. Di sana aku mengambil kelas Go Go Talk selama 2 minggu. Jadi total kelas yang harus aku hadiri dalam satu hari berubah lagi menjadi 8 kelas. Bisa dibayangkan betapa lelahnya aku. Hahaha. Namun tidak ada ruginya bagiku untuk masuk ke Mr. Bob, sebab banyak teman baru yang kutemukan di sana.

Berfoto bersama member di stage 2

            Oh ya, di kamar 3 terdapat member baru. Sebut saja mbak ‘I’. Jadi di kamar 3 terdapat 3 member. Di sini kami memanggil tiap member dengan sebutan Miss. Aneh awalnya, namun setelah terbiasa menjadi biasa. Namun sayang, Miss I hanya 2 minggu berada sini. Beliau harus kembali karena urusan pekerjaan. Senang bertemu dengan Miss I yang begitu dewasa ^^. Untungnya kami sempat berfoto sebelum Miss I berangkat ke Surabaya.
Sempat foto bareng Miss I (jilbab pink) dan teman-teman serta tutor (jilbab coklat) di depan Camp 6



Bersambung ke PART 3

Sabtu, 01 Maret 2014

PARE, ENGLISH VILLAGE

---PART 1---

Padang, 9 Januari 2014.
Rasa excited ini tidak bisa ku sembunyikan. Ku hitung hari-hari sebelum hari ini tiba. Panjang memang, namun menggairahkan untuk menghitungnya. Akhirnya hari itu tiba juga. Hari ini, saat ini, aku akan pergi ke sana. Berjumpa kembali dengan sahabat-sahabat karibku saat SMK. Haha. Tak bisa kuungkapkan dengan kata-kata bagaimana senangnya hatiku.
Pagi buta itu aku bergegas sambil membawa koper besarku keluar kamar. Taxi yang kupesan sudah datang, segera aku menaiki taxi yang sudah menunggu itu. Langsung saja aku berangkat ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dalam perjalanan aku sudah membayangkan bagaimana aku dan sahabat-sahabatku akan berjumpa kembali di sana. Di Pare, tepatnya di desa Tulungrejo yang lebih dikenal dengan ‘English Villagenya’.

Jakarta, 10 Januari 2014.
            Pesawat yang kutumpangi akhirnya mendarat dengan mulus di bandara Soetta. Bergegas aku meninggalkan pesawat dan mengambil koperku. Di pintu kedatangan kulihat pamanku sudah menunggu. Tak ingin membuatnya menunggu lama, segera aku menghampirinya setelah kudapati koper besar di tanganku. Setelah berkangen-kangenan dengan Pamanku, segera kami bertolak dari bandara ke rumah tanteku di daerah kalibata. Ini kali pertamanya aku ke rumah tanteku. Excited. Lagi-lagi kata ini yang keluar. Betapa aku senang sekali bisa mengunjungi mereka disini. Hahaha :D
            Setelah berisitirahat sejenak dan berkangen-kangenan dengan tanteku, aku pun segera menghubungi salah seorang sahabatku yang ada di jakarta. Panggil saja dia ‘P’ haha. Setelah ber ‘deal’ dengan temanku P, akhirnya kami memutuskan untuk bermain-main ke Monumen Nasional (MONAS). Selain bersama P disana aku juga ditemani temanku C. P dan C merupakan teman SMK ku dulu di medan. Dan kini mereka telah bekerja di jakarta. 

Foto kami bertiga yang asyik mengalay ria di MONAS. Hahaha..

            Saking asyiknya kami bermain-main di MONAS, tidak terasa hari sudah mulai gelap. Kami pun bergegas pulang. P dan C mengantarku dan sekalian mampir ke rumah tanteku. Disana Oom ku yang juga berdomisili di jakarta datang ke rumah tanteku untuk bertemu denganku. Aku merasa bersalah, sebab Oom ku sudah datang ke rumah tanteku sejak pukul delapan malam, tapi aku baru pulang pukul setengah sembilan malam. Langsung saja saat itu aku berkangen-kangenan dengan Oomku. Haha.

Jakarta-Kediri
            Tepat seusai shalat jumat aku bergegas mengambil koperku dan berpamitan dengan tanteku. Sore ini aku akan berangkat ke Kediri menggunakan kereta api. Kali ini aku tidak berangkat sendiri. Aku berangkat ke Kediri bersama dengan sahabatku P. Kami pun janjian untuk bertemu sebelum pukul 3 sore. Sore itu dalam perjalananku menuju Stasiun Senen hujan tiba-tiba datang. Dengan lebatnya hujan mengguyur daerah Senen.
            Sesampainya di stasiun, kami tidak langsung bergegas masuk. Kami masih menunggu salah seorang senior kami, sebut saja kak N. Haha. Aku sudah bilang kepada kak N untuk datang ke stasiun melihat keberangakatan kami ke Kediri. Karena seharusnya kak N juga ikut dalam perjalanan ini, namun terpaksa harus ditunda sebab kak N harus menyelesaikan ujian akhirnya. Tak lama menunggu kak N pun tiba. Dengan waktu yang hanya sebentar itu aku, P, dan kak N sempat berkangen-kangenan dan berfoto bersama. Hahaha.
Aku, P, dan kak N berpose sebelum mengguncang Pare.

            Setelah berpamitan dan meminta restu dari kak N, dengan mantap kami pun berangkat meninggalkan kota Jakarta dan siap mengguncang kota Kediri, Pare khususnya. Hahaha. Perjalanan yang kami tempuh terbilang cukup jauh. Kami harus menghabiskan waktu lebih kurang 15 jam di kereta api. Banyak hal yang aku dan P kerjakan selama di perjalanan. Mulai dari main kartu remi hingga tertawa-tertawa tidak jelas. Haha. Temanku P memang lucu. Tak sabar ingin bertemu dengan seorang lagi sahabat karibku, sebut saja ‘V’ J. P dan V dan Y ayo kita bertemu dan belajar bersama lagi di tempat itu (PARE)


Bersambung ke PART 2