Senin, 03 Maret 2014

Dua jam bersama bang Tere-Liye

            Panasnya kota Padang tidak seperti biasanya. Walau begitu aku dan temanku sebut saja ‘I’ tetap semangat mengikuti Seminar Nasional yang menghadirkan seorang penulis yang dikenal dengan nama penanya Darwis Tere-Liye.
            Tak mau mendapat tempat duduk di belakang, kami pun mengantisipasinya dengan datang lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Seperti yang kami perkirakan, tempat duduk di depan saat itu masih banyak yang kosong. Bergegas kami mengambil tempat duduk di depan. Maklum, aku merupakan salah satu fans nya bang Tere-Liye, begitu sapaan akrabnya. Jadi, dengan duduk di depan, aku bisa melihat bang Tere-Liye dengan lebih leluasa. Hahaha (modus).
            Tak lama kami menunggu, acara yang di helat oleh Genta Andalas itu pun dimulai. Auditorium yang awalnya ribut dengan percakapan masing-masing peserta, mulai menjadi tenang karena disuguhkannya Tari Pasambahan. Seusai acara pembukaan oleh pihak panitia, akhirnya tokoh yang kutunggu-tunggu akhirnya muncul juga. ‘Shock’. Itu hal pertama yang aku rasakan saat pertama kali melihat bang Tere-Liye. Dan selanjutnya ‘Waw’, itu yang terlintas di fikiranku.

Bang Tere-Liye maju ke depan dengan santainya menggunakan kaos oblong dongker dan celana jeans biru muda, komplit dengan sendal jepitnya. “Santai sekali gaya bang Tere”, fikirku saat itu. Tak seperti pembicara-pembicara untuk Seminar Nasional lainnya, bang Tere-Liye lebih memilih untuk bergaya santai, bahkan sangat santai malah untuk menyampaikan materinya kali ini. Dan setelah di telaah, ternyata memang begitulah gaya bang Tere-Liye bila mendapat undangan untuk memberikan materi, kecuali bila pada undangan tersebut dikatakan untuk menggunakan pakaian yang rapi dan menggunakan sepatu. Hahahaa.. melihat gaya bang Tere-Liye yang begitu, tiba-tiba aku teringat seorang wirausahawan yang selalu mengenakan celana pendek. Siapa lagi kalau bukan om Bob. Beliau juga memiliki gaya khasnya tersendiri untuk tampil di depan publik. 

Gambar bang Tere-Liye saat memberikan materi

            Banyak hal yang aku dapatkan dari perbincangan 1 arah, yang kadang menjadi perbincangan 2 arah selama lebih kurang 2 jam bersama bang Tere-Liye. Bang Tere-Liye menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan bila kita ingin menulis ataupun menjadi penulis yang baik. Diantaranya :

§  - Ide tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.
Tak lama setelah bang Tere-Liye mengungkapkan hal di atas, langsung saja beliau menantang kami untuk menuliskan satu paragraf yang didalamnya harus ada kata “hitam”. Mendengar itu bergegas aku menuliskan apa yang di petuahkan oleh bang Tere-Liye. Kuacungkan tanganku ketika bang Tere bertanya siapa yang sudah selesai dengan tulisannya. Beruntung tulisanku sempat dibacakan oleh bang Tere. Begini yang kutulis:
Oke. Kali ini kami diberi tantangan oleh om tere liye untuk menulis satu paragraf yang di dalamnya harus ada kata hitam. Dan baru saja aku menuliskan kata hitam itu sendiri. Hahaha”.
Senang bang Tere-Liye juga ikut tertawa saat membaca tulisanku, tapi sayang bukan tulisan ini yang dicarinya. Jadi di sini bang Tere-Liye mengatakan pada kami untuk dapat melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dari yang lainnya. Kalau bahasa gaulnya sekarang, jangan yang mainstream. Hahaha. Walau suatu keadaan yang kita lihat itu sama, tapi jika kita melihatnya dari sudut pandang yang spesial, maka tulisan yang tercipta pun akan menjadi spesial.

§ -  Penulis membutuhkan amunisi.
Amunisi di sini bisa didapat dari membaca, menonton, mengamati, mencatat, dan lain sebagainya. Bang tere bilang, jika ingin menulis, mulailah memperhatikan apa yan ada disekitarmu.

§  - Ala-ala terbiasa.
Terkadang kita kesulitan untuk mulai menulis, padahal kita sudah ada niat untuk menulis. Malah kadang kali kita sudah menuliskan apa yang ingin kita tulis, namun kita tidak tau bagaimana akhir tulisan kita. Atau barangkali ada juga yang sudah menulis, namun pusing dengan gaya bahasa yang digunakan.
Kata bang Tere, kalau mau menulis gak usah mikirin hal yang di atas. Yang penting itu, seberapa efektif kalimat yang kamu tulis. Efektif di sini memiliki arti penulis mengerti dengan apa yang ditulisnya dan pembaca juga mengerti dengan apa yang ditulis oleh penulis. Kalau kayak di Amerika, itu biasanya dikenal dengan slang nya. Hahaha. “I know u know, u know I know”.

§  - Temukan motivasi terbaik untuk menulis.
Nah, ini juga penting banget. Biasanya kalau kita awal-awal nulis, terus nge post tulisan, bakalan banyak banget fikiran yang berkelabat di kepala. Baik itu tentang komentar orang yang membaca tulisan kita, kritikan dan sebagainya dan sebagainya. kata bang Tere-Liye, motivasi kita untuk menulislah yang mampu menepis semua fikiran-fikiran yang berkelabat tadi dan membuat kita tetap konsisten untuk menulis.
Nah, itu tadi hal-hal yang aku dapat dari 2 jam bersama bang Tere-Liye. Senang bisa ketemu langsung dengan bang Tere-Liye. Dan makasih juga buat bang Tere-Liye yang sudah memberikan coretan tangannya di salah satu koleksi bukuku. Hehehe. Kapan-kapan main ke sini lagi ya bang ^^.
sedikit coretan tangan dari bang Tere-Liye

Buat yang belum kenal bang Tere-Liye atau yang ingin kenal dengan bang Tere-Liye, ini aku kasih profil singkat dari bang Tere-LiyeEnjoy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar