Jumat, 23 Mei 2014

Interaksi Obat

            Interaksi obat yang merugikan menyebabkan ribuan orang harus dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama satu tahun baru ini di sejumlah apotek menunjukkan bahwa hampir satu dari empat pasien yang mendapatkan resep pernah mengalami nteraksi obat yang berarti pada suatu saat tertentu dalam tahun tersebut. Interaksi demikian telah menimbulkan gangguan yang serius sehingga kadang-kadang menyebabkan kematian. Untunglah jumlah interaksi yang menimbulkan kematian ini hanya sebagian kecil dari jumlah interaksi obat seluruhnya yang terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah interaksi yang meningkatkan toksisitas atau turunnya efek terapi pengobatan sehingga pasien tidak merasa sehat kembali atau tidak cepat sembuh sebagaimana seharusnya.


            Kadang-kadang interaksi sama sekali tidak memberikan simptom yang dapat diamati. Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung kemungkinan tidak terkendalikan sebagaimana mestinya. Jika dokter tidak mengetahui adanya interaksi obat, ia mungkin mengambil keputusan pengobatan yang salah.
            Obat yang ada saat ini sangat efektif dan sangat berkhasiat. Interaksi yang terjadi merupakan masalah yang besar. Sangatlah sulit bagi seorang dokter atau apoteker yang sibuk untuk meluangkan waktu memantau interaksi obat bagi tiap pasien, walaupun dokter atau apoteker yang bersangkutan sedang mencari berbagai kemungkinan interaksi. Bila kita simak masalah ini dan kenyataan bahwa banyak pasien menerima pengobatan ganda – termasuk obat bebas yang digunakan sendiri – serta banyak dokter atau apoteker sendiri mungkin tidak menyadari interaksi berbahaya pada umumnya, dapatlah dibayangkan betapa gawatnya maslaah ini.

Interaksi Obat ?
Interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah efek obat lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau kurang aktif.
Reaksi perorangan sangat beragam. Faktor yang dapat mempengaruhi antara lain sifat keturunan, fungsi hati dan ginjal, usia (yang paling peka adalah bayi dan orang berusia di atas 50 tahun), ada tidaknya suatu penyakit, jumlah obat yang digunakan, lama pengobatan, jarak waktu antara penggunaan dua obat, dan obat mana yang digunakan mula-mula. Karena itu efek yang terjadi mungkin saja tak berarti apa-apa bagi seseorang akan tetapi sangat membahayakan bagi orang lain. Hal mendasar yang patut disadari adalah bahwa bahaya mungkin dapat terjadi.

Interaksi antara dua obat
Obat yang diminum mengalami empat proses dasar dalam tubuh. Dari mulut, obat menuju lambung, lalu ke usus. Di sini obat diserap ke dalam aliran darah dan disebarkan ke seluruh tubuh sehingga muncul efek. Obat kemudian diuraikan atau dimetabolisis oleh hati. Akhirnya, bentuk obat yang sudah diuraikan ini dieksresikan (dikeluarkan dari tubuh) dalam urin melalui ginjal.
            Pada interaksi obat, suatu obat mengubah obat yang lain dalam satu atau lebih proses farmakologi di atas. Jenis interaksi ini disebut interaksi farmakokinetik. Jenis interaksi utama lainnya adalah interkasi farmakologik. Pada jenis ini, efek suatu obat akan menambah (sinergisme) efek obat lainnya, atau mengurangi (antagonisme) efek obat tersebut.

Apakah sejumlah obat yang berinteraksi tidak dapat digunakan bersama-sama ?
            Tidak selalu. Biasanya dosis atau waktu pemberian obat dapat diubah untuk mencegah timbulnya efek yang merugikan. Beberapa interkasi malahan menguntungkan dan sengaja dimanfaatkan. Tentu saja ada sejumlah kasus yang menghendaki agar sejumlah obat tertentu pada keadaan apa pun tidak boleh diberikan bersama-sama. Yang penting dokter sadar akan adanya interkasi berbahaya sehingga dapat bertindak dengan benar.

Sumber :

Harkness, Richard. 1989. Interaksi Obat. Bandung : ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar